Menggiring Angin?

eRTe.04 - Membuat asri wilayah RT 04, pasti semua ingin dan setuju. Sejumlah warga RT 04 pernah saling berkontribusi dan ambil peran di berbagai tataran. Coba kita tengok ke belakang.

Masih ingat kegiatan bedah dan babat lahan membuat kolam ikan? Dahsyat bukan? Saung berdiri, lengkap dengan ikan mujahir ditabur di kolam. Warga sempat menikmati semua, entah sekedar nongkrong di saung atau pun menyaksikan ikan-ikan bercengkrama.

Tak lekang juga, pernah ramai kegiatan senam ibu-ibu. Minggu pagi, irama musik goyang membangunkan para bapak, "ibu-ibu senam oeeey... bapak-bapak ngurus anak sebentar ya.... Ganti peran sebentar." Kehidupan warga RT 04, menjadi berwarna.

Tak lupa, juga pernah meriah dengan suasana olah raga di tingkat bapak dan anak. Malam minggu, ada badminton dengan sarana yang gagah. Pagi hari, anak-anak berbaris menjalani ragam olah raga.

Pernah juga, barang rongsok menumpuk dan dikumpulkan di rumahku. Seorang ibu warga RT 04, dengan penuh keikhlasan mengumpulkan barang bekas dan dijual untuk kas ibu-ibu. Sungguh mulia pekerjaan itu. Sebutan "terdapat bank sampah" sempat disematkan di RT 4. Hasilnya, sempat dibelikan perkakas untuk milik bersama.

Lalu, aku pun pernah menjadi oknum-pelakunya. Memanfaatkan lahan untuk sayuran. Sempat Camat datang dan menggut-manggut melihat tanaman di area fasum RT 04. Panen sempat dihasilkan dan dibagikan ke warga. Semua diharapkan minkmati. Sempat pula masuk dalam daftar kampung ramah lingkungan. Kala itu, ada kepuasan.

Waktu menderu... menyapu kilasan masa lalu. Bulan Januari 2016, semua berubah meninggalkan bekas-bekasnya. Kolam dengan saung milik kita yang teduh mangkrak. Sampah kembali dipanen pemulung. Engkong tampil menyelamatkan lahan dari terkaman semak belukar. Minggu pagi, tdur nyenyak tak diiringi musik senam ibu-ibu. Lapangan badminton diganti dengan futsal tanpa teori.

Bulan Januari 2016, RT 04 tetaplah RT 04. Ada kedahsyatan terselubung. Jejak-jejak itu tertera dalam ingatan. Hanya, senantiasa "tetap ada" yang tidak bisa dipertahankan.

Aku melambung dalam keharuan. Menyusup sepi dari kebisingan dorongan kemauanku yang serba muluk. Pada titik tertentu, aku merasakan kekosongan. Sungguhkan hidup kita, hidup warga kita seperti menggiring angin? Betapa mahalnya sesuatu yang disebut sebagai "konsisten". Mungkin aku salah satu pelaku yang tak mampu mewujudkannya.... Pekerjaan membuat asri RT 04 laksana makan yang disusul rasa lapar. Dipuaskan dengan makan, kembali lapar..... mungkin hanya kematian saja yang bisa mengakhiri pekerjaan menggiring angin....

Kunfayakun

Ditulis Oleh :
Taat Ujianto , RT 04